Pada saat makan malam, tiba-tiba saja papa bertanya kepada saya, “Edo bagaimana pelajaranmu di sekolah ? “ dengan wajah yang senyum kepada saya.
“Ya….lumayan pa.“ jawab Edo dengan santai.
“Lumayan seperti apa maksudmu ?! “ tanya papa yang masih penasaran dengan jawabanku.
“Ya, maksudnya lumayan itu pa…….eh…eh…eh sebentar pa Edo pikir dulu.” Balas saya dengan santai. “o iya pa !! (mengagetkan semua orang di sekitar meja makan). Maksud saya pa, masih bisa mengikuti pelajaran.” Lanjut saya.
“Aduh…!!! papa sampai terkejut.”
“Nina juga pa! “, timpal kakak.
“Edo itu suka bermain Game, jadi saya tidak percaya pa. “ lanjut kak Nina dengan nada menyindir.
“Bohong pa!“ balas saya dengan wajah yang cemberut.
“Edo…..tidak boleh begitu, kok nadanya agak marah begitu sih? “ kata mama dengan suara yang lembut.
“ugh….hmmmm…., “ perasaan saya sangat kesal.
“Edo, kamu jangan marah. Kakakmu berkata benar bahwa kamu suka bermain game. Nah, akibatnya kan nilaimu jadi menurun. Makanya kamu lebih banyak belajar lagi.”nasihat mama dengan penuh kelembutan.
“Kalau Edo rajin belajar dan mendapat nilai yang bagus, papa janji akan beri hadiah istimewa.”, tegas papa.
Mendengar itu, saya kembali bersemangat dan berjanji akan belajar dengan sungguh-sungguh.
Karena semangat belajar, nilai saya semakin naik. Papa, mama, dan kak nina terlihat senang dengan kemajuan saya.
Suatu hari….
“hah..!!! Sepeda siapa ini?”, saya kaget melihat sepeda diparkir di depan rumah saya. Tampaknya masih baru.
“Itu buatmu karena rajin belajar.”, Jawab Papa dari dalam rumah.
“Hore….!!! Terima kasih pa.”, saya langsung mengambil sepeda itu dan berkeliling di sekitar rumah saya.
Penulis: Lessy Kusuma W.